About Me

Foto saya
Indramayu, Jawa Barat, Indonesia
Saya seorang alumni dari PTS di Indramayu dan lulusan dari Fak. Teknik Perminyakan Diploma III. Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah di kampus. Semoga blog sederhana ini bisa membantu sebagai media berbagi pengetahuan satu sama lain. Terima kasih. puji_724@yahoo.co.id

Rabu, 22 Juni 2011

Pengunaan Bottom Hole Assembly (BHA)

Sudut kemiringan dan sudut arah dapat juga diatur dengan mengkombinasikan rangkaian bottom hole assembly yang biasanya dilakukan setelah pemboran mencapai sudut tertentu misalnya. Pengaturan meliputi :

  • Pengaturan point of contact (P).
  • Pemilihan jarak penempatan stabilizer dari bit.
  • Pemilihan ukuran dan kekakuan drill collar.
  • Pengaturan WOB dan RPM.
  • Pengatuaran jarak stabilizer pertama dan kedua dan seterusnya.

Susunan bottom hole assembly yang ternyata dapat berhasil dengan baik dipergunakan dalam suatu sumur, belum tentu baik pula diterapkan pada sumur lain. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari formasi yang dibor. Dari uraian tersebut di atas, maka sangat diperlukan pengalaman di dalam pengaturan rangkaian bottom hole assembly ini agar diperoleh hasil yang optimum dalam pengoperasiannya.

Read More..

Tipe Pemboran Berarah

Pada umumnya dikenal tiga tipe pemboran berarah (Gambar 3.2.). tipe pemboran berarah yang dilaksanakan umumnya mengikuti salah satu tipe atau merupakan kombinasi dari ketiga tipe tersebut.

1. Tipe terus membangun sudut (Continuous build type)

Pada pemboran tipe ini, pembentukan sudut setelah titik belok (kick off point) terus dilakukan hingga mencapai sasaran.

2. Tipe membangun dan mempertahankan sudut (Build and hold type)

Pada pemboran tipe ini setelah titik belok dilakukan pemboran dengan dua bentuk lintasan, yaitu lintasan pertama membangun sudut sampai besar sudut yang kita inginkan (build section), dan lintasan kedua pemboran dilakukan dengan mempertahankan besar sudut yang telah dicapai sampai ke sasaran (hold section).

3. Tipe S (Build-hold and drop / S type)

Pada pemboran tipe ini setelah titik belok, lintasan sumur sama dengan tipe membangun dan mempertahankan sudut, tetapi pada jarak tertentu dari bagian yang lurus (hold section) lintasan sumur dikembalikan ke arah vertikal.

Read More..

Selasa, 21 Juni 2011

HEADER

Header adalah tempat bermuaranya aliran fluida dari flow line yang terletak diatas manifold dan berdiameter lebih besar dari flow line.
Jenis header:
1. Production Header
Flow line yang mengalirkan fluida dari manifold production ke production separator
2. Test header
Flow line yang mengalirkan fluida dari manifold test ke test separator.

PERALATAN PENDUKUNG
1. Check valve
2. Pressure Relief Valve (PSV)
3. Safety Shutdown Valve (SSV)
4. Sample Point
5. Chemical Injector ( Corrosion Inhibitor Point )

Read More..

MANIFOLDS

Manifold adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur aliran masuk fluida ke header dan separator yang dikehendaki.
Factor yang mempengaruhi desain manifold :
1. Tekanan Kerja
2. Tipe valve
3. Banyak header
4. Sumur yang dihubungkan ke tiap-tiap manifold

Menurut fungsinya Jenis manifold adalah :
1. Arrival manifold.
Berfungsi sebagai pengumpul fluida produksi dari berbagai sumur yang selanjutnya dikirim ke unit pemisahan untuk suatu treatment dan pengukuran.
Arrival manifold di desain untuk mengumpulkan minyak dari berbagai areal yang selanjutnya akan di dialirkan ke :
a. production separator
b. test separator
c. tank
d. burning pit
2. Test Manifold
Manifold ini digunakan untuk melakukan test produksi suatu sumur tanpa menggangu produksi sumur lainnya dimana arah aliran fluida dari sumur di arahkan ke test separator.
3. Production Manifold
Merupakan manifold sebagai bagian operasi normal dari proses produksi dimana arah aliran fluida dari sumur diarahkan ke production separator.

Beberapa System manifold :
1. Individual Well Flow line
Biasanya system ini dijumpai pada lapangan minyak dan gas yang kecil dimana pada system ini flowline dari tiap sumur langsung dihubungkan dengan station pengumpul melalui test manifold tatu production header.
2. Satelite Production Manifold
Biasanya system ini dijumpai pada lapangan minyak dan gas yang luas dimana pada system ini flow line yang cukup pendek dari tiap sumur dihubungkan dengan pusat pengumpul minyak dan gas dengan menggunakan pipa yang lebih besar yang biasa disebut Production Lateral dan juga dihubungkan dengan test line, hal ini ditujukan untuk menghindari individual flow lines yang sangat panjang sehingga menyebabkan pressure drop yang besar.
Pada aplikasi dilapangan sebenarnya sistem-sistem dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi lapangan dan tentu saja dengan pertimbangan serta perhitungan tertentu.

Read More..

Pengenalan Gas LIft

Pada umumnya setelah sumur diproduksi untuk jangka waktu tertentu tekanan formasi akan menurun. Karena adanya produksi pada akhirnya tekanan formasi tidak mampu lagi mengangkat fluida kepermukaan. Hal ini akan menyebabkan produksi menurun / bahkan akan menyebabkan sumur mati.
Untuk mengatasi keadaan ini sumur masih dapat diproduksikan dengan sebuah metode pengangkatan buatan yang sering disebut “Artificial Lift System”.
Artificial lift adalah suatu metode pengangkatan fluida yang ada di dalam sumur dengan cara mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur apabila tenaga alami reservoir tidak mampu lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan produksi.
Dalam memproduksi fluida reservoir secara optimal dengan menggunakan artificial lift system harus diperhitungkan besarnya kemampuan produktifitas sumur tersebut. Sampai saat ini ada beberapa cara pengangkatan buatan, namun yang umum dilakukan ada 2 macam, yaitu:
- pengangkatan buatan dengan menggunakan pompa
- pengangkatan buatan dengan menggunakan gas lift

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode artificial lift dalam proses produksi minyak,yaitu:
a. Produktivitas sumur, menurut Kermit E Brown
- untuk produktivitas sumur minyak yang lebih besar dari 20000 bb/hari dapat menggunakan metode gas lift dan electrical sub mergible pump ( ESP )
- untuk produktivitas sumur antara 2000-10000 bbl/hari dapat menggunakan gasb lift , ESP, dan hydraulic pump.
- Untuk produktivitas sumur yang kurang 100 bbl/hari penggunaan semua metode artificial lift dapat diterapkan kecuali ESP.


b. Tekanan reservoir
Continuos flow gas lift tidak tepat jika digunakan pada sumur dengan liquid load dibawah 1/3 hari kedalaman sumur, karena gas yang diperlukan cukup besar.

c. Kedalaman sumur
Penelitian metode artificial lift pada suatu sumur juga tergantung pada kedalaman sumur tersebut, diantaranya :
- untuk kedalaman sumur > 12. 000 ft hanya dapat menggunakan hydraulic pump
- untuk kedalaman sumur antara 10.000 - 12.000 ft dapat digunakan semua metode kecuali ESP, karena ESP memiliki keterbatasan dalam temperature
- untuk kedalaman sumur < 8000 ft dapat menggunakan semua metode artificial lift.

Read More..

Sistem Gathering and Block Station

Peralatan produksi berdasarkan sistem gathering dan block station adalah merupakan pola atau sistem jaringan alat transporatsi, fasilitas peralatan pemisah fluida produksi dan fasilitas peralatan penampungan fluida hasil pemisahan.

Berdasarkan pada jumiah, tata letak sumur dan letak tanki pengumpul serta kondisi laju produksi sumur‑sumurnya gathering system dapat dibedakan atas system dan axial gathering system.

Pada radial gathering system, semua flow line menuju ke header dan langsung berbubungan dengan fasilitas pemisah, sedangkan pada axial gathering system, beberapa kelompok sumur mempunyai satu header yang kemudian dari tiap‑tiap header akan dialirkan ke pernisah‑pernisah trunk line (jenis flow line yang mempunyai diameter relatif lebih besar dari flow line biasa, yang berfungsi untuk menyatukan aliran dengan volume besar).

5.1. Peralatan Transportasi

Merupakan komponen dari gathering system untuk mengalirkan fluida (minyak, air dan gas bumi) dari wellhead/x‑mastree ke peralatan pemisah termasuk perlengkapan keamanan, manometer dll.

5. 1. 1. Flow Line

Untuk industri migas, flow line dibedakan berdasarkan :

1. Fluida yang dialirkan, seperti minyak, gas atau uap.

2. Material pipa stell pipe, non metalic, plastic, wood.

3. Tekanan kerja, pipa bertekanan tinggi, sedang, rendah.

4. Fungsinya, sebagai pipa lateral, gathering, pipa utama.

5. Penggunaannya, surface pipa , subsurface pipa dsb.

Dilapangan penempatan flowline tidak selalu terletak pada bidang datar tetapi disesuaikan dengan topografi daerah walaupun tetap diusahakan agar menempati posisi horizontal.

5.2.2. Manifold

Merupakan akhir / pertemuan flowline yang berasal dari beberapa sumur yang terdiri dari rangkaian susunan katup yang berfungsi untuk :

1. Mengendalikan aliran fluida produksi dari tiap sumur yang ada (satu manifold mampu menampung hingga 20 sumur)

2. Memisahkan aliran dari berbagai grade yang ada.

3. Mengisolasi suatu bagian dari sistem jaringan flowline guna melakukan perawatan atau perbaikan.

3. Memisahkan setiap sistrem tanki penampung dengan mainlines (jaringan utama).

4. Membagi mainlines menjadi beberapa segmen (bagian).

5. Mengarahkan / membelokkan aliran fluida produksi dari setiap sumur ke test‑line atau ke mainheader.

7. Mencegah terjadinya tekanan dari separator ke sumur.

5.2.3. Header

Merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang berfungsi untuk menyatukan fluida produksi dari sumber‑sumber produksi (setelah melalui manifold) dan mengalirkannya ke fasillitas pemisah. Terdapat dua macam header yaitu : test‑header dan main‑header dan arah header dapat vertikal, horizontal dapat pula menyudut (deviated‑header).

5.2. Fasilitas Peralatan Pemisah.

5.2.1. Separator.

Separator adalah tabung bertekanan yang digunakan untuk memisahkan fluida sumur menjadi air dan gas (tiga fasa) atau cairan dan gas (dua fasa), dimana pemisahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

a. Prinsip penurunan tekanan.

b. Gravity setlink

c. Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran

d. Pemecahan atau tumbukan fluida

e. Untuk mendapatkan effisiensi dan kerja yang stabil dengan kondisi yang bervariasi, gas liquid separator harus mempunyai komponen pemisah sebagai berikut :

1. Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran fluida yang masuk dengan cepat berupa tetes minyak dengan ukuran besar.

2. Bagian pengumpul cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravity setlink.

3. Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravity settlink.

4. Mist extraktor, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran sangat kecil (kabut).

5. Peralatan kontrol, berfungsi untuk mengontrol kerja separator terutama pada kondisi over pressure.

Didalam block station, disamping terdapat separator pemisah gabungan terdapat juga separator uji yang berfungsi untuk melakukan pengujian (test) produksi suatu sumur dan dari separator uji ini laju produksi sumur ( Qo, Qw, dan Qg ) bisa didapat dimana Qo dan Qw diperoleh dari barel meter sedangkan Qg diperoleh dari pencatatan orifice flow meter ( orifice plate ) atau dari alat pencatat aliran gas lainnya. Disamping itu ditinjau dari tekanan kerjanyapun separator dapat dibagi tiga, yaitu separator tekanan tinggi, tekanan sedang, tekanan rendah.

5.2.1.1. Jenis Separator

Dalam industri perminyakan dikenal beberapa jenis separator berdasarkan bentuk, posisinya dan fungs'inya.

1. Jenis separator berdasarkan bentuk dan posisinya.

a. Separator tegak/vertikal.

Biasanya digunakan untuk memisahkan fluida produksi yang mempunyai GLR rendah dan/atau kadar padatan tinggi, separator ini sudah dibersihkan serta mempunyal kapasitas cairan dan gas yang besar.

b. Separator datar /horisontal

Sangat baik untuk memisahkan fluida produksi yang mempunyai GLR tinggi dan cairan berbusa. Separator ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu single tube horizontal seprator dan double tube horizontal separator. Karena bentuknya yang panjang, separator ini banyak memakan tempat dan sulit dibersihkan, namun demikian kebanyakan fasilitas pemisahan dilepas pantai menggunakan separator ini dan untuk fluida produksi yang banyak mengandung pasir, separator ini tidak menguntungkan.

c. Separator bulat /spherical.

Separator jenis ini mempunyai kapasitas gas dan surge terbatas sehingga umumnya digunakan untuk memisahkan fluida produksi dengan GLR kecil sampai sedang namun separator ini dapat bekerja pada tekanan tinggi. Terdapat dua tipe separator bulat yaitu tipe untuk pemisahan dua fasa dan tipe untuk pemisahan tiga fasa.

2. Jenis separator berdasarkan fungsinya.

Berdasarkan fungsinya atau jenis penggunaannya, separator dapat dibedakan atas: gas scrubber, knock‑out flash‑chamber, expansion vessal, chemical electric dan filter.

a. Gas scrubber.

Jenis ini dirancang untuk memisahkan butir cairan yang masih terikut gas hasil pemisahan tingkat pertama, karenanya alat ini ditempatkan setelah separator, atau sebelum dehydrator, extraction plant atau kompresor untuk mencegah masuknya cairan kedalam alat tersebut.

b. Knock‑out

Jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu free water knock‑out (FWK0) yang digunakan untuk memisahkan air bebas dari hidrokarbon cair dan total liquid knock‑out (TLKO) yang digunakan untuk memisahkan cairan dari aliran gas bertekanan tinggi ( > 125 psi )

c. Flash chamber.

Alat ini digunakan pada tahap ianjut dari proses pemisahan secara kilat (flash) dari separator. Flash chamber ini digunakan sebagai separator, tingkat kedua dan dirancang untuk bekerja pada tekanan rendah ( > 125 psi )

d. Expansion vessel.

Alat ini digunakan untuk proses pengembangan pada pemisahan bertemperatur rendah yang dirancang untuk menampung gas hidrat yang terbentuk pada proses pendinginan dan mempunyai tekanan kerja antara 100 ‑1300 psi.

e. Chemical electric.

Merupakan jenis separator tingkat lanjut untuk memisahkan air dari cairan hasil separasi tingkat sebelumnya yang dilakukan secara electris (menggunakan prisip anoda katoda) dan umumnya untuk memudahkan pemisahan.

5.2.2. Oil Skimmer.

Merupakan peralatan pemisah yang direncanakan untuk menyaring tetes‑tetes minyak dalam air yang akan dibuang sebagai hasil proses pemisahan sebelumnya untuk mencegah turbulensi aliran, air yang mengandung tetes minyak dimasukkan melalui pembagi aliran yang berisi batu bara / batu arang tipis‑tipis, sedangkan proses pemisahan berdasarkan sistem gravity setling.

Kapasitas oil skimmer tergantung pada beberapa faktor terutama pada densitas minyak air yang dapat ditentukan berdasarkan hukum intermediate yang berhubungan dengan kecepatan setling dari partikel.

5.2.3. Gas Dehydrator.

Gas dehydrator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan partikel air yang terkandung didalam gas. Peralatan ini merupakan bagian akhir dari pemisahan gas hidrokarbon terutama pada lapangan gas alam.

Ada dua cara pemisahan air dari gas, yaitu dengan

a. Solid desiccant, misainya calsium chloride

b. Liquid desiccant, misainya glycol.

5.2.3.1. Calsium chloride gas dehydrator.

Komponen peralatan ini merupakan kombinasi dari separator tiga tingkat, yaitu gas ‑ liquid absorbtion tower dan solid bad desiccant unit. Pemisahan partikei air dari gas dilakukan dengan cara mengkontakkan aliran gas dengan calsium chloride didalam chemical bad section.

5.2.3.2. Glycol dehydrator.

Liquid desiccant yang sering digunakan adalah trienthylene glycol. Peneyerapan partikel air terjadi karena adanya kontak antara glycol dengan gas yang mengandung air pada tray didalam absorber (kontaktor) proses regenerasi glycol yang mengandung air dilakukan dengan cara pemanasan sehingga air terbebaskan dari glycol.

5.3. Penampung Hasil Pemisahan.

Setelah fluida reservoir dipisahkan, minyak hasil pemisahan diharapkan hanya rnengandung air/solid sangat kecil (< 0,2%) dialirkan ke penampung sementara didalam kompleks block‑station, kemudian meialui sistem pipa, minyak dan gas dialirkan ke pusat penampungan/penimbun (PPM), untuk kemudian pada waktu tertentu dikirim ke refainery, gas plant atau terminal melalui sale‑line

Read More..

Artificial Lift

Artificial lift adalah metode pengangkatan fluid sumur dengan cara mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan kedalam reservoir) dimana metoda ini diterapkan apabiia tenaga alami reservoir sudah tidak mampu lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud­-maksud peningkatan produksi, Introduksi tenaga tambahan yang ada terdiri dari :

1. Pompa terdiri dari :

a. Pompa sucker rod

b. Pompa sentrifugal multistage

c. Pompa hidraulik

d. Pompa jet

2. Gas lift, terdiri dari

a. continous gas‑lift

b. intermittent gas‑lift

4.1. Unit Pompa Sucker‑rod.

4.1.1. Peralatan pompa sucker‑rod.

Peralatan pompa sucker‑rod terdiri dari mesin penggerak mula, peralatan diatas dan dibawah

permukaan.

4.1.1.1. Mesin penggerak mula (Prime mover)

Penggerak mula merupakan sumber utama selurull peralatan pompa sucker rod dimana bahan bakarnya dapat berupa gas alam yang berasal dari sumur sucker‑rod digunakan, solar atau

listrik tergantung pada jenis mesin yang digunakan.

4.1.1.2. Peralatan pompa diatas permukaan.

Fungsi utama dari peralatan‑peralatan ini adalah

a. Memindahkan energi atau tenaga dari prime mover ke unit peralatan pompa didalam sumur.

b. Mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi suatu gerak bolak‑balik naik turun.

c. Mengubah kecepatan putar prime mover menjadi suatu langkah pemompaan (stroke per menit, SPM) yang sesuai atau yang diinginkan.

Didalam industri migas, dikenal ada tiga macam pompa sucker‑rod yaitu :

1. Konvensional (C).

2. Air Balance (A).

3. Mark 11 (M).

dan klasifikasi oleh API RP 11 L adalah sebagai berikut

X – XXX.X ‑ XXX ‑ XX

1 2 3 4 5

Dimana :

1. Jenis alat permukaan C = Konvensional

M = Mark 11

A = Air Balance

2. Peak Tor‑que Rating, ribuan in‑ib

3. Gear reducer. D = double

S = single

4. Polished rod rating, ratusan lb.

5. Panjang langkah maximum, inchi

Misal : C – 1600 S ‑ 173 ‑ 64

Komponen‑komponen utama sucker rod dan fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Gear Reducer.

Merupakan transmisi yang berfungsi untuk mengubah kecepatan putar dari prime mover, gerak putaran prime mover diteruskan ke gear reducer dengan menggunakan belt. Dimana belt ini dipasang engine pada prime mover dan unit sheave pada gear reducer.

2. V‑Belt

Sabuk untuk memindahkan gerak dari prime mover ke gear reducer.

3. Crank Shaft.

Merupakan poros dari crank yang befungsi utnuk mengikat crank pada gear reducer dan meneruskan gerak.

4. Counter Balance

Adalah sepasang pemberat yang fungsinya

- untuk mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik‑turun.

- menyimpan tenaga prime mover pada saat down stroke atau pada saat counter balance menuju keatas, yaitu pada saat kebutuhan tenaga kecil atau minimum.

- membantu tenaga prime mover pada saat up‑stroke (saat counter balance bergerak ke bawah) sebesar tenaga potensialnya karena kerja prime mover yang terbesar adalah pada saat up‑stroke (pompa bergerak keatas) dimana sejumlah minyak ikut terangkat keatas ke permukaan.

5. Crank

Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada gear reducer dengan counter balance. Pada crank ini terdapat lubang‑lubang tempat pitman bearing. Besar kecilnya langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan dapat diatur disini dengan cara mengubah-ubah pitman bearing, apabila kedudukan pitman bearing ke posisi lubang mendekati counter balance, maka langkah pemompaan menjadi bertambah besar atau sebaliknya apabila menjauhi, jarak antara crank shaft sampai dengan pitman bearing dengan sebagai Polished stroke length yang fungsinya meneruskan gerak berputar dari crank shaft pada gear reducer ke walking bean melalui pitman.

6. Pitman

Adalah sepasang tangkai yang menghubungkan antara crank pada pitman bearing. Fungsinya adalah merubah dan meneruskan gerak berputar menjadi bolak‑balik naik turun.

7. Walking bean

Merupakan tangkai horisontal di belakang horse head. Fungsinya merupakan gerak naik turun yang dihasilkan oleh pasangan pitman‑crank‑counter balance, ke rangkaian pompa di dalam sumur melalui rangkaian rod.

8. Horse head

Menurunkan gerak dari walking bean ke unit pompa di dalam sumur melalui bridle, polish rod dan sucker string atau merupakan kepala dari walking bean yang menyerupai kepala kuda.

9. Bridle

Merupakan nama lain dari wire line hanger, yaitu merupakan sepasang kabel baja yang disatukan pada carrier bar.

10. Carrier bar

Merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat bergantungnya rangkaian rod dan polished rod.

11. Polished rod Clamp

Komponen yang bertumpu pada carrier bar yang fungsinya untuk mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar dan tempat dimana dinamo meter (alat pencatat unit berapa pompa) diletakkan.

12. Polished rod

Polished rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul dipermukaan. Fungsinya adalah menghubungkan antara rangkaian rod didalam , sumur dengan peralatan‑peralatan di permukaan.

13. Suffing box

Dipasang diatas kepala sumur (casing atau tubing head) untuk mencegah/menahan minyak agar supaya tidak keluar bersama naik turunnya polish rod. Dengan demikian seluruh aliran minyak hasil pemompaan akan mengalir ke flowline lewat crosstee. Disamping itu juga berfungsi sebagai tempat kedudukan polish head rod sehingga dengan demikian polish rod dapat bergerak naik turun dengan bebas.

14. Sampson post

Merupakan kaki penyangga atau penopang walking bean.

15. Saddle bearing

Adalah tempat kedudukan dari walking bean pada sampson post pada bagian atas.

16. Equalizer

Adalah bagian atau dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak berlangsung,

17. Brake

Brake disini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan, misainya pada saat akan dilakukan reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.

4.1.1.3. Peralatan pompa didalam sumur.

Fungsi peralatan pompa sucker rod didalam sumur, adalah untuk membantu menaikan fluida sumur ke permukaan melalui tubing. Unit pompa sucker rod didalam sumur terdiri dari :

1. Tubing

Seperti halnya pada peralatan sembur alam, tubing digunakan untuk mengalirkan minyak dari dasar sumur ke permukaan setelah minyak diangkat oleh pompa yang ditempatkan pada ujung tubing.

2. Working barrel

Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan langkah pemompaan dan menampung minyak sebelum diangkat oleh plunger pada saat up stroke.

Menurut standart API ada 2 (dua) jenis barrel, yaitu

a. Liner barrel, biasanya jenis diberi simbol "L".

b. Full barrel, yang terdiri dari satu bagian yang utuh dan kuat, biasanya jenis ini diberi simbul"H" untuk heavy‑wall dan "W" untuk thin‑wall.

3. Plunger

Merupakan bagian dari pompa yang terdapat didalam barrel dan dapat bergerak naik turun yang berfungsi sebagai pengisap minyak dari formasi mank ke dalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing.

4. Standing valve

Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barrel yang bedungsi memberi kesempatan minyak dari dalam sumur masuk ke working barrel (pada saat up‑stroke valve terbuka) dan untuk menahan minyak agar tidak keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke bawah (pada saat down stroke valve tertutup). Standing valve terdiri dari sebuah bola besi dan tempat kedudukan (ball and seat). Standing valve ini mempunyai peranan yang penting dalam sistem pemompaan, karena effisiensi volumetris pompa sangat tergantung pada cara kerja dan bentuk dari ball dan seat standing‑valve.

5. Travelling valve

Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut gerakan plunger.

Fungsinya :

- Mengalirkan atau memindahkan minyak dari working masuk ke plunger, hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah.

- Menahan minyak pada saat plunger bergerak ke atas (up stroke) sehingga minyak tersebut dapat (dipindahkan) ke tubing untulk selanjutnya dialirkan ke permukaan.

6. Anchor

Komponen dipasang di bagian bawah dari pompa, yang berfungsi

- Untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut masuk kedalam pompa bersama‑sama dengan minyak., karena adanya gas akan mengurangi efisiensi pompa.

- Untuk menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam pompa.

- Mengurangi/menghindari terjadinya tubing stertch.

Ada dua macam type Gas Anchor:

a. Poorman type.

Larutan gas dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan meiepaskan diri dari larutan (bouyancy effect). Minyak akan masuk ke dalam barrel melalui suction pipe, sedangkan gas yang telah terpisah akan dialirkan ke annulus. Apabila suction pipe terlalu panjang atau diameternya terlalu panjang atau diametemya terialu kecil, maka akan terjadi pressure lost yang cukup besar sehingga menyebabkan terjadinya penurunan PI sumur pompa. Sedangkan apabila suction pipe terialu pendek, maka proses pemisahan gas kurang sempurna. Diameter suction pipe terlalu besar menyebabkan ruang annulus antara dinding anchor dengan suction pipe menjadi lebih kecil, sehingga kecepatan aliran minyak besar dan akibatnya gas akan masih terbawa oleh butiran‑butiran minyak. Diameter gas anchor yang terlaiu besar akan menyebabkan penurunan PI sumur pompa.

b. Packer type.

Minyak masuk melalui ruang dinding anchor dan suction pipe. Kemudian minyak jatuh di dalam annulus antara casing dan gas anchor dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke dalam pompa melalui suction pipe. Disini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah dari gasnya.

7. Tangkai pompa

Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari

a. Sucker rod

b. Pony rod

c. Polished rod

a. Sucker rod

Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan di permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak naik turun dari horse head ke plunger. Berdasarkan konstruksinya, maka sucker rod dibagi menjadi 2 (dua) :

‑ berujung box‑pin

‑ berujung pin‑pin

Untuk menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang sering digunakan berkisar antara 25‑30 ft. Terdapat beberapa macam ukuran sucker rod, seperti pada tabel dibawah ini, dimana ukuran­-ukuran tersebut merupakan standart API.

Tabel 1.

Diameter

inch

0,5

5/8

3/4

7/8

1

1 1/8

Rod

mm

12,7

15,87

19,05

22,22

25,4

28,57

Diameter

inch

1

1,5

15/8

1 13/16

2 3/16

23/8

Coupling

mm

25,40

38,05

41,30

46,75

58,75

60,30

Luas Penampang

inch

0,196

0,307

0,442

0,601

0,785

0,994

Rod

cm2

1,26

1,98

2,85

3,86

5,06

6,41

Berat rod

lb/ft

0,68

1,14

1,62

2,17

2,88

3,67

oupling

kg/m

1,03

1,73

2,45

2,85

4,30

5,46

Dalam perencanaan sucker rod selalu diusahakan atau yang dipilih yang ringan, artinya memenuhi kriteria ekononnis, tetapi dengan syarat tanpa mengabaikan kelebihan (allowable stress) pada sucker rod tersebut. Sucker yang dipilih dari permukaan, sampai unit pompa di dasar sumur, plunger tidak perlu sama diameternya, tetapi dapat dilakukan/dibuat kombinasi dan beberapa type dan ukuran rod. Sucker string yang merupakan kombinasi dari beberapa tipe dan ukuran tersebut. Disebut Tappered Rod String.

b. Pony Rod

Merupakan rod yang mempunyai yang lebih pendek dari panjang rod umumnya (25 ft). fungsinya adalah untuk melengkapi panjang dari sucker rod, apabila tidak mencapai panjang yang dibutuhkan, ukurannya adalah : 2, 4, 6, 8, 12 feet.

c. Polished Rod

Adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang menghubungkan sucker rod string dengan carier bar dan dapat naik turun didalam stuffing box. Diameter stuffing box lebih besar daripada diameter sucker rod yaitu : 1 1/8, 1 ¼, 1 ½ , 1 ¾. Panjang polished rod adalah : 8.11, 16.22 ft.

4.1.2. Prinsip Kerja Pompa Sucker Rod

Gerak Rotasi dari Prime Mover di ubah menjadi gerak naik turun oleh sitem pitman crank Assembly. Kemudian gerakan naik turun ini oleh horse head dijadikan gerak lurus naik turun (Angguk) untuk menggerakan plunger melalui rangkaian rod. pada saat down stroke plunger bergerak ke bawah menyebabkan tekanan dibawah turun.

Tipe tubing pump ada 2 (dua) jenis, yaitu

1. Tubing pump dengan regular shoes.

2. Tubing pump dengan extenstion shoes dan nipple pada bagian bawah pompa.

Catatan :

Kode‑kode huruf yang terdapat pada jenis pompa sucker rod T didepan menyatakan Type Tubing Pump R didepan menyatakan Type Rod Pump W ditengah menyatakan Full barrel. L ditengah menyatakan Linear Barrel E dibelakang menyatakan Extention Shoe nipple A menyatakan Stationary‑barrel dimana bagian atas yang disambung pada tubing B menyatakan Stationary barrel dengan bagian atas dan bawah disambung dengan tubing. T dibelakang menyatakan travelling barrel.

4.2. Instalasi Gas Lift

Yang dimaksud disini adalah sernua peralatan gas lift baik yang berada didalam sumur maupun yang berada di permukaan, juga termasuk komplesi yang digunakan dalam sistem gas lift tersebut.

4.2.1. jenis‑jenis komplesi gas lift

1. Komplesi terbuka

Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan didalam sumur tanpa memakai packer maupun standing valve.

Jenis komplesi yang demikian dianjurkan untuk sistem continuous gas lift. Jenis komplesi terbuka ini jarang digunakan, tetapi untuk injeksi gas dari bagian tubing dan keluar dari annulus akan lebih ekonomis, atau pada sumur yang mempunyai problem kepasiran.

2. Komplesi Setengah Tertutup

Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan didalam sumur, menggunakan packer antara tubing dan casing serta tidak menggunakan standing valve. Jadi disini pengaruh injeksi gas terhadap, formasi produktif dicegah oleh adanya packer. Komplesi semacam ini cocok untuk continuous maupun intermittent gas lift.

3. Komplesi tertutup

Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan didaiam sumur, menggunakan packer dan juga standing valve ditempatkan dibawah valve gas lift terbawah atau ujung tubing string. Dalam hal ini injeksi gas sama sekaii tidak terpengaruh terhadap formasi, karena dihalangi oleh packer dan standing valve. Komplesi ini biasanya digunakan pada sumursumur dengan tekanan dasar sumur rendah, dan produktivity index rendah.

4. Komplesi ganda

Komplesi ganda ini digunakan pada sumur‑sumur yang mana terdapat dua formasi produktif atau lebih, diproduksikan melalui dua tubing yang terpisah dalam satu sumur. Masing‑masing formasi produktif tersebut dipisahkan dengan menggunakan packer. Sedangkan susunan tubing tersebut bisa paralel atau sesuai (konsentris). Sistem ini mempunyai keuntungan lebih menghemat gas injeksinya bila production casing cukup besar, sehingga memungkinkan untuk ditempati oleh dua tubing secara bersejajaran. Model sepusat ini digunakan bila diameter casingnya kecil atau tidak memungkinkan untuk ditempati oleh dua tubing yang diletakkan secara sejajar.

5. Komplesi ruang (Accumulation Chamber lift Instalation)

Sistim ini mirip dengan sistem komplesi tertutup, hanya bedanya disini menggunakan ruiang akumulasi. Ruang akumulasi berfungsi untuk memperkecil tekanan kolom minyak yang berada didalam tubing. Tekanan kolom minyak menjadi kecil, karena akibat rendahnya kolom cairan yang ada didalam ruang akumulasi., karena adanya packer didalam tubing. Disamping ruang akumulasi yang berfungsi untuk memperbesar rate produksi minyak yang dihasilkan. Tipe komplesi ini digunakan pada sumur‑sumur dengan tekanan dasar sumur rendah serta productivity index yang rendah pula.

6. Pack off instalation

Pada lenis ini, tidak perlu dilakukan penggantian tubing apabila ingin dilakukan pemasangan valve‑valve gas lift pda sumur‑sumur yang bersangkutan. Hal ini disebabkan, pada kedalaman casing t6rtentu telah dipasang pack oft, dimana berfungsli sebagall penghulbung annulus dengan fluida didalam tubing melalui lubang kecil yang dapat dibuka dan ditutup. Hal ini dapat dilakukan karena terdapat alat yang disebut slidding side door. Jadi pada janis alat ini, bila suatu saat memerlukan gas lift agar dapat meneruskan produksinya tidak perlu dilakukan penggantian tubing. Dengan menggunakan metode wire line, slidding side door dapat dibuka dan valve gas lift langsung digunakan.

4.2.2. Peralatan gas Lift

Peralatan gas lift untuk menunjang operasinya sistem pengangkatan minyak dengan menggunakan metode inieksi gas kedalam sumur dapat dibagi dua kelompok yaitu :

4.2.2.1. Pperalatan diatas permukaan (Surface Equipment)

1. Well head Gas Lift X‑Mastree

Well head sebetuinya bukan merupakan alat khusus untuk gas lift saja, tetapi juga merupakan salah satu alat yang digunakan pada metode sembur alam, dimana dalam periode masa produksi, alat ini berfungsi untuk menggantungkan tubing dan casing disamping itu well head merupakan tempat duduknya x‑mastree.

2. Station Kompresor Gas

Kornpresor gas yaitu suatu alat yang berfungsi untuk mendapatkan gas bertekanan tinggi untuk keperluan injeksi. Didalam stasiun koffipresor, terdapat beberapa buah kornpressor deengan sistem manifold‑nya. Dari stasiun kornpresor ini dikirimkan gas bertekanan sesuai dengan tekanan yang diperlukan sumur‑sumur gas lift melalui stasiun distribusi.

3. Stasiun Distribusi Dalam menyalurkan gas injeksi dari kornpresor ke sumur terdapat beberapa cara, antara lain :

a. Stasiun distribusi langsung

Pada sistem ini gas dari kornpresor disalurkan langsung kesumur‑sumur produksi, sehingga untuk beberapa sumur mana membutuhkan gasnya tidak sama, sistem ini kurang effesien.

b. Stasiun Distribusi dengan pipa induk

Pada sistem ini lebih ekonomis, karena panjang pipa dapat diperkecil. Tetapi karena ada hubungan langsung antara satu sumur dengan sumur lainnya, maka bila salah satu sumur sedang dilakukan penginjeksian gas sumur lain bisa terpengaruh

c. Stasiun Distribusi dengan Stasiun Distribusi

Pada sistem ini sangat rasional dan banyak dipakai dimana‑mana. gas dibawa dari Stasiun pusat ke stasiun distribusi dari sini gas dikirim melalui pipa‑pipa.

4. Alat‑alat kontrol

Alat‑alat kontrol yang dimaksudkan disini adalah sernua peralatan yang berfungsi untuk mengontrol atau mengatur gas injeksi, seperti

a. Choke kontrol

Adalah alat yang mengatur jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga dalam waktu yang telah ditentukan tersebut dapat mencapai tekanan tertentu seperti yaung diinginkan untuk penutupan dan pembukaan valve. khusus untuk intermittent gas lift.

b. Regulator

Adalah alat yang melengkapi choke kontrol berfungsi jumiah/banyaknya gas yang masuk. Apabila gas injeksi telah cukup regulator ini akan menutup. Khusus untuk intermittent gas lift.

c. Time Cycle Controller

Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol laju/rate aliran injeksi pada aliran intermittent berdasarkan interval waktu tertentu/dengan kata lain, kerjanya berdasarkan prinsip kerja jam. Maka alat ini akan membuka regulator selama waktu yang telah ditentukan untuk mengalirkan gas injeksi, setelah selama waktu tertentu regulator menotup dalam selang waktu yang telah ditentukan.

4.2.2.2. Peralatan Dibawah Permukaan (Sub Surface Equipment)

1. Kamar akumulasi

Kamar akumulasi merupakan ruang/chamber terbuat dari tubing yang berdiameter lebih besar dari tubing dibawahnya terdapat katup/valve tetap untuk menahan cairan supaya jangan sampai keluar dari kamar akumulasi pada saat dilakukan injeksi. Fungsinya adalah memperkeeil tekanan kolom minyak yang berada diatas tubing.

2. Pinhole Collar

Pinhole Collar adalah suatu collar khusus yang mempunyai lubang kecil tempat gas injeksi masuk kedalam tubing. Letaknya didalam sumur ditentukan lebih dahulu. Pada umumnya, penggunaan collar semacam ini tidak effesien, karena sumur tidak memproduksi secara optimum ratenya.

3. Valve gas Lift

Secara umum penggunaan valve gas lift berfungsi untuk:

a. Memproduksi minyak dengan murah dan mudah tanpa memerlukan injeksi gas yang tekanannya sangat besar.

b. Mengurangi unloading (kick off) atau tambahan portable compressor.

c. Kemantapan (stability) mampu mengimbangi secara otomatis terhadap perubahan‑perubahan tekanan yang terjadi pada sistem injeksi gas.

d. Mendapatkan kedalaman injeksi yang lebih besar untuk suatu kornpresor dengan tekanan tertentu.

e. Menghindari swabbing untulk high fluid well atau yang diliputi air.

Secara berturut‑turut perkembangan valve dapat diikuti seperti berikut, yaitu :

1. Spring loaded differential valve :

Jenis ini paling banyak digunakan pada masa‑masa yang lalu bekerja berdasarkan kondisi reservoir. Secara normal bila tidak ada gaya‑gaya maka valve tersebut akan membuka. Spring loaded pressure dapat diatur dengan Adjust Table Nut agar spring pressure ini dapat berkisar 100 - 150 psi. Pada saat valve terbuka, maka dua gaya yang bekerja pada tangkai valve :

a. Melalui port dibagian valve, sehingga tekanan injeksi gas sepenuhnya pada kedalaman dimana valave dipasang, akan bekerja seluruh permukan atau dari steam, dan menekan melawan tekanan dari spring (berusaha untuk menutup).

b. Melalui choke pada dinding sampai valve tersebut.

2. Mechanically Controlled Differential Valve

Membuka dan menutupnya valve dilakukan dengan kawat dari permukaan. Jenis ini sudah jarang dipakai pada waktu sekarang, karena akan terjadi banyak kesulitan, kawat mudah putus, korosi effesiensi rendah, prinsip pemikiran kurang populer, saat pemasangan lama, juga sangat sukar operasinya pada saat unloading. Valve jenis didisgn untuk intermittent flow.

3. Specific Gravity Differential Valve

Jenis ini biasa dipergunakan untuk continuous flow, dengan menggunakan diafragma karet. Membuka dan menutupnya valve berdasarkan gradient tekanan di tubing bila gradient tekanan di tubing naik, maka valve akan membuka, bila gradient tekanan turun dengan adanya gas injeksi, maka valve akan menutup.

4. Pressure Charge Bellow Valve

Jenis ini paling unnum digunakan dewasa ini, karena mempunyai sifat‑sifat khusus, yaitu mudah dikontrol kerjanya, karena otomatis operating pressure konstan dapat digunakan baik intermittent maupun continuous. Secara normal valve ini akan menutup, karena adanya pressure charge bellow. Sedangkan valve ini akan bekerja karena adanya tekanan injeksi gas.

5. Flexible Sleave Valve

Yang aliran gas masuk kedalam tubing adalah karet yang mudah lentur (flexible). Sedangkan valve ini mempunyai dome (ruang) berisi gas kering dengan tekanan tertentu. Tekanan buka valve sama dengan tekanan tutupnya dan juga sama dengan tekanan gas dalam dome. Valve dapat digunakan untuk aliran intermittent maupun continuous dengan injeksi gas diatur dari permukaan.

4.3. Pompa Centrifugal

Pompa centrifugal adalah pompa bertingkat banyak yang porosnya dihubungkan langsung dengan motor penggerak. Motor penggerak ini menggunakan tenaga listrik yang disupplay dari permukaan dengan kabel dan sumbernya diambil dari power plant lapangan.

Unit peralatan pompa centrifugal atau electric submergible centrifugal pump, terdiri dari beberapa komponen utama

1. Swicthboard

Alat ini berfungsi sebagai kontrol dipermukaan guna melindungi peralatan‑peralatan bawah permukaan. Alat ini merupakan gabungan dari Starter, Upperload dan Underload Protection dan Recorder Instrument (alat pencatat) yang bekerja secara otomatis jika terjadi penyimpangan.

2. Junction box

Junction box adalah tempat (kotak) yang terletak diantara switchboard dan well head. Fungsinya untuk menghubungkan kabel switchboard dengan kabel dari well head.

3. Transformer.

Alat ini digunakan untuk mengubah tegangan (Voltage) dari sumber arus (generator) menjadi tegangan yang sesuai dengan operating voltage motor di bawah permukaan

4. Tubing Head.

Tubing head pada pompa centrifugal agak berbeda dengan tubing head biasa, perbedaannya terletak adanya kabel yang melalui tubing head.

5. Drum

Dipakai sebagi tempat menggulung kabel apabila pompa sedang dicabut.

4.3.2. Peralatan Dibawah Permukaan.

Peralatan dibawah permukaan dari pompa centrifugal terdiri dari : motor listrik sebagi unit penggerak, protector, gas separator, pompa centrifugal multistage dan kabel listrik.

Dalam kondisi kerja, unit bawah permukaan ditenggelamkan dalam fluida pada sumur dengan disambungkan pada tubing yang kemudian disambungkan pada well head serta di perlengkapi dengan peralatan pelengkap antara lain : check valve, klem kabel serta peralatan service pada saat pemasangan pompa centrifugal, reel of cable, shock absorbers.

Peralatan-peralatan bawah permukaan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Motor Listrik.

Motor listrik penggerak pompa adalah 3 phase, motor listrik ini dimasukan kedalam rumah motor yang diisi dengan minyak motor untuk pendinginan dan merupakan isolasi motor terhadap fluida sumur.

2. Protector

Protector ini dipasang dibawah pompa fungsinya antara lain :

- menyimak minyak motor dan minyak pompa

- mengijinkan terhadap pengembangan dan penyusutan minyak motor dan minyak pelumas pompa

- mencegah fluida sumur masuk kedalam motor atau rumah motor

- untuk keseimbangan tekanan dalam motor dengan tekanan luar yaitu tekanan fluida sumur pada kedalaman penenggelaman.

3. Pompa

Jenis pompanya merupakan pompa multistage dengan masing-masing stage terdiri dari satu impeller dan diffuser yang dimasukan dalam rumah, pada impeller terdapat sudu-sudu atau blades yang akan mengalirkan fluida kepermukaan.

4. Gas Separator

Untuk sumur yang gas oil rationya tinggi, gas separator dapat disambungkan pada pompa guna memperbaiki effesiensi pompa, gasa separator ini sekaligus berfungsi sebagi intake pompa (tempat masuknya fluida ke dalam pompa ) dan karena perbedaan density gas dan minyak maka gas akan terpisah dari minyak.

5. Kabel

Tenaga listrik dari permukaan dialirkan ke motor melalui kabel yang terdiri dari tiga kabel tembaga yang di isolasi satu sama lain. Kabel di klem dengan tubing pada interval jarak tertentu sampai ke tubing head.

6. Check valve.

Letak peralatan ini satu joint diatas pompa yang berfungsi sebagai :

- bila pompa berhenti bekerja (shut down), menahan fluida agar tidak keluar dari tubing (turun ke pompa lagi) dan manahan partikel‑partikel padat agar tidak mengendap dalam pompa.

- menjaga tubing tetap penuh dengan fluida pada saat pompa berhenti.

7. Bladeer Valve

Dipasang satu joint tubing diatas check valve berfungsi untuk mengijinkan aliran fluida keluar pada waktu dilaksanakan pencabutan pompa centrifugal.

4.3.3. Prinsip Kerja Centrifugal

Prinsip kerjanya adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa centrifugal dengan sumbu putamya tegak lurus. Pompa centrifugal adalah motor hidraulis yang menghasilkan tenaga hidraulis dengan jalan memutrar cairan yang melalui impeller pompa. Cairan masuk kedalam impeller pompa menuruti poros pompa dikumpulkan daiarn rumah pompa atau diffuser kemudian dikeluarkan keluar oleh impeller, tenaga mekanis motor diubah menjadi tenaga hidarolis. Impeller terdiri dari dua piriingan yang didalamnya terdapat sudu, pada saat impeller diputar dengan kecepatan sudut W, cairan dalam impeller dilemparkan keluar dengan tenaga potensiai dan kinetik tertentu cairan yang tertampung dalam rumah pompa kemudian dialirkan melalui pipa keluar (diffuser), dimana sebagian tenaga kinetis diubah menjadi tenaga potensial berupa tekanan, karena cairan dilemparkan keluar maka terjadi proses pengisapan.

Read More..